AKURATCO Ketua Umum Pengurus Pusat Asosiasi Dai-Daiyah Indonesia (ADDAI) Ustaz Syarif Hidayatullah mengatakan, di dalam konteks Al-Qur'an terdapat dua ayat yang secara tegas menjelaskan larangan tentang berputus asa dari Rahmat Allah SWT. Hal itu disampaikan Ustaz Syarif Hidayatullah dalam Kultum Ramadhan Hari ke-28 AKURAT.CO, Sabtu (30/4/2022).
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". Selain bermakna frustasi, kata ya's juga berarti mengetahui. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Q.S. Al-Ra'd ayat 31:
Pertanyaan Assalamualaikum ustaz, saya izin bertanya, ustaz, apakah masih ada kesempatan bagi wanita yang pernah gagal menjaga kesucian dan kehormatan dirinya untuk menjadi wanita shalihah. Jazaakumullaahu khairaan wa barakallaahu fiikum (Ditanyakan oleh Santri Kuliah Islam Online Mahad BIAS) Jawaban: Tiada Manusia Yang Bebas dari Kesalahan Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh. Perlu kita
Bunuhdiri karena putus asa dari belas kasihan Tuhan atau masalah duniawi sangat dilarang. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Siapa pun yang bunuh diri dengan sesuatu di dunia ini akan dihukum dengan itu pada Hari Kebangkitan." (HR Al-Bukhari dan Muslim) Bunuh diri itu adalah dosa besar dan hukumannya bergantung pada apa yang Allah kehendaki.
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Kompas TV religi beranda islami Rabu, 11 November 2020 2215 WIB Rahmat dan pengampunan Allah amat sangat luas kepada hamba-hambanya yang melampaui batas yang ingin bertaubat dan kembali kepadaNya. gambar ilustrasi Foto Elijah O' Donnell, Pexels Manusia yang terlahir di muka bumi ini pada setiap fase kehidupannya tak akan pernah lepas dari masalah. Masalah ini senantiasa akan mengiringi langkah kita dalam mengarungi kehidupan ini hingga akhir hayat. Maka bagi hamba Allah yang beriman, hidup ini adalah merupakan ujian. Selama hidup itu pula Allah akan menguji kita, sebagaimana dikatakan dalam firmanNya, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan untuk mengatakan, kami telah beriman’ Tanpa diuji?! Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah benar-benar tahu orang-orang yang tulus dan orang-orang yang dusta“. QS. Al-Ankabut 2-3. Disinilah perlunya kita selalu mengingat Allah, sebab ujian itu datang dari Allah maka solusinya pun perlu untuk melibatkanNya. Lantas apa jadinya bila kita tak pernah meminta pertolonganNya dalam setiap langkah yang kita ambil di kehidupan ini? Cukupkah dengan pertolongan manusia atau mahluk Allah lainnya pada kita? Faktanya kesenangan duniawi berupa harta yang melimpah, anak-anak yang tumbuh kembang bersama kita, kedudukan yang tinggi serta berbagai kesenangan lainnya tak selalu membuat kita bahagia. Seringkali kehidupan ini justru melenakan dan menyeret kita ke dalam lembah dosa dan kenistaan. Bila seseorang telah mencapai titik puncak kehidupannya ia malahan akan merasa jenuh dan cenderung mencari kesenangan yang bersifat merusak serta menyesatkan. Akibatnya manusia kemudian menjadi mudah menyerah dan berputus asa bila tak sanggup menyelesaikan masalahnya. Bila datang hal ini pada kita, ketahuilah pintu taubat akan selalu terbuka. Sebagaimana disebutkan dalam ayat, “Katakanlah “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi.” QS. Az Zumar 53-54. Setiap manusia yang terjerumus dalam kemaksiatan dan dosa bahkan kekafiran atau berbagai keburukan lainnya, bilamana mereka hendak bertaubat dan kembali lagi kepadaNya, sampaikanlah berita gembira kepada mereka bahwa Allah mengampuni setiap dosa bagi siapa saja yang bertaubat Halaman Sumber Kompas TV BERITA LAINNYA
Al-qanut adalah al-ya’su artinya putus asa dari rahmat Allah. Kedua kata ini al-qanut dan al-ya’su memilik arti yang sama. Putus asa adalah lawan dari roja. Putus asa dari rahmat Allah dan karunia-Nya hukumnya haram. Dalilnya adalah Al-Kitab dan As-Sunah. Dalil dari Al Kitab يَابَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلاَ تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لاَ يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. TQS. Yusuf [12] 87 قَالُوْا بَشَّرْنٰكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُنْ مِّنَ الْقٰنِطِيْنَ – ٥٥ قَالَ وَمَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهٖٓ اِلَّا الضَّاۤلُّوْنَ – ٥٦ Mereka menjawab “Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa”. Ibrahim berkata “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat”. TQS. Al-Hijr [15] 55-56 وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَلِقَائِهِ أُولَئِكَ يَئِسُوا مِنْ رَحْمَتِي وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih. TQS. Al-Ankabut [29] 23 قُلْ يَاعِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ Katakanlah “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. TQS. Al-Zumar [39] 53 Dalil dari As-Sunah • Dari Abu Hurairah ra., ia berkata; sesungguhnya Rasulullah bersabda لَوْ يَعْلَمُ الْمُؤْمِنُ مَا عِنْدَ اللهِ مِنْ الْعُقُوبَةِ مَا طَمِعَ بِجَنَّتِهِ أَحَدٌ وَلَوْ يَعْلَمُ الْكَافِرُ مَا عِنْدَ اللهِ مِنْ الرَّحْمَةِ مَا قَنَطَ مِنْ جَنَّتِهِ أَحَدٌ» Andaikata seorang mukmin mengetahui siksaan yang ada di sisi Allah, maka seorang pun tidak akan ada yang mengharapkan Syurga. Dan andaikata orang kafir mengetahui rahmat yang ada di sisi Allah, maka seorang pun tidak akan ada yang putus harapan dari Syurga-Nya. Mutafaq alaih • Dari Fadhalah bin Abid, dari Rasulullah saw. ia bersabda »وَثَلاَثَةٌ لاَ تُسْأَلُ عَنْهُمْ رَجُلٌ نَازَعَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ رِدَاءَهُ فَإِنَّ رِدَاءَهُ الْكِبْرِيَاءُ وَإِزَارَهُ الْعِزَّةُ، وَرَجُلٌ شَكَّ فِي أَمْرِ اللهِ، وَالْقُنُوْطُ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ Ada tiga golongan manusia yang tidak akan ditanya di hari Kiamat yaitu Manusia yang mencabut selendang Allah. Sesungguhnya selendang Allah adalah kesombongan dan kainnya adalah Al-Izzah keperkasaan; Manusia yang meragukan perintah Allah; Dan manusia yang putus harapan dari rahmat Allah. HR. Ahmad, Thabrani, Al-Bazar. Al-Haitsami berkata perawinya terpercaya. Al-Bukhari dalam kitab Al-Adab, Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya • Dari Habah dan Sawa bin Khalid, keduanya berkata; Kami masuk bertemu dengan Rasulullah saw. sedangkan beliau sedang menyelesaikan suatu perkara. Kemudian kami berdua membantunya, maka Rasulullah saw. bersabda لاَ تَيْئَسَا مِنَ الرِّزْقِ مَا تَهَزَّزَتْ رُؤُوْسُكُمَا فَإِنَّ اْلإِنْسَانَ تَلِدُهُ أُمُّهُ أَحْمَرَ لَيْسَ عَلَيْهِ قِشْرٌ، ثُمَّ يَرْزُقُهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ» Janganlah kamu berdua berputus asa dari rizqi selama kepalamu masih bisa bergerak. Karena manusia dilahirkan ibunya dalam keadaan merah tidak mempunyai baju, kemudian Allah memberikan rizqi kepadanya. HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hiban dalam kitab shahihnya • Dari Ibnu Abas bahwa seorang lelaki berkata, Ya Rasulullah saw.! Apa dosa besar itu? Rasulullah saw. bersabda »اَلشِّرْكُ بِاللهِ، وَالأَيَاسُ مِنْ رُوْحِ اللهِ، وَالْقَنُوْطُ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ Dosa besar itu adalah musyrik kepada Allah, putus asa dari karunia Allah, dan putus harapan dari rahmat Allah. Al-Haitsami berkata telah diriwayatkan oleh Al-Bazar dan Thabrani para perawinya terpercaya, As-Suyuti dan Al-Iraqi menghasankan hadits ini Para Rasul tidak pernah putus harapan dari pertolongan Allah dan jalan keluar dari Allah. Mereka hanya putus harapan dari keimanan kaumnya. Allah berfirman حَتَّى إِذَا اسْتَيْئَسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا جَاءَهُمْ نَصْرُنَا فَنُجِّيَ مَنْ نَشَاءُ وَلاَ يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi tentang keimanan mereka dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tid]ak dapat ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang berdosa. TQS. Yusuf [12] 110 Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Aisyah membaca lafadz كُذِّبُوْا dengan memakai syiddah. Maksudnya adalah pendustaan suatu kaum kepada para Rasul, sebab para Rasul terjaga dari kesalahan.
Sebagai manusia, tentunya kita tidak pernah lepas dari berbagai macam cobaan, ujian atau musibah. Cobaan, ujian atau musibah ini seolah datang silih berganti. Terkadang kita merasa cobaan, ujian atau musibah yang dihadapi sangatlah berat hingga membuat kita putus harapan. Tak jarang, sebagian dari kita justru mengambil jalan pintas untuk mengatasi cobaan, ujian atau musibah yang dihadapi. Misalnya, beberapa waktu lalu terbetik kabar seorang ibu dengan sadar menyuruh ketiga anaknya untuk minum racun bersama sang ibu karena tidak mampu menanggung beratnya beban hidup. Tak lama kemudian mereka pun ditemukan tewas di rumah singkat di atas menunjukkan bahwa berputus asa dapat membawa ke arah yang negatif dan bahkan dilarang oleh agama yakni melakukan bunuh diri. Hukum bunuh diri dalam Islam sendiri adalah haram dan termasuk dosa besar. Oleh karena itu, sebagai muslim, kita tidak diperkenankan untuk berputus asa ketika dihadapkan pada berbagai macam cobaan, ujian atau musibah karena bahaya putus asa dalam Islam salah satunya adalah sama derajatnya dengan kaum kafir. Dan sebaiknya kita juga harus mengetahui hukum berputus asa menurut Islam. Allah SWT berfirman dalam surat Yusuf ayat 87, yang artinya,“Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah kaum yang kafir.” QS. Yusuf 87Baca juga Hukum puasa ketika sakitMusibah yang disebabkan karena dosa diri sendiriHukum menceritakan musibah kepada orang lainMengapa Allah SWT memberikan cobaan, ujian atau musibah ?Dalam Islam, Allah SWT memberikan manusia cobaan, ujian atau musibah merupakan tanda Allah sayang pada hamba-Nya dan agar manusia memperoleh keberkahan dan rahmat. Keberkahan dan rahmat ini hanya diperoleh oleh mereka yang tetap sabar menghadapi dan menjalani cobaan, ujian atau musibah dihadapi. Selain itu, salah satu cara menghadapi musibah dalam Islam adalah dengan mengucapkan “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raji’un”.Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 155-157 yang artinya,“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang bersabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raji’un”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. QS. Al Baqarah 155-157Diriwayatkan dari Shuhaib bin Sinan radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,“Sungguh menakjubkan keadaan orang mukmin, karena semua urusannya adalah baik. Jika ia mendapatkan kesenangan lalu ia bersyukur, maka yang demikian itu lebih baik baginya, dan ketika ia tertimpa kesusahan lalu ia bersabar, maka yang demikian itu lebih baik baginya.” HR. Muslim.Dalam salah satu riwayat bahkan disebutkan ketika kita bersabar atas beragam cobaan, ujian atau musibah maka Allah SWT akan memberikan ganti di akhirat kelak berupa surga. Itulah salah satu keutamaan sabar dalam dari Anas radhiyallahu anhu, ia berkata, “Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,“Sesungguhnya Allah berfirman, “Jika Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya yang ia cintai, lalu ia bersabar, maka Aku akan memberinya surga sebagai gantinya.” HR. BukhariBaca juga Cara menghadapi musibah dalam IslamMakna hujan dalam IslamMenghadapi musibah dalam IslamHikmah di balik cobaan, ujian, dan musibahSejatinya dibalik cobaan, ujian atau musibah yang dialami oleh manusia khususnya orang Mukmin ada beberapa hikmah yang diperoleh. Salah satunya adalah untuk menghapus dosa yang telah dilakukan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,“Tidaklah seorang muslim tertimpa keletihan, sakit, penderitaan, kesedihan, siksaan, dan kesengsaraan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah pasti menghapus dosa-dosanya dengan itu semua.” HR. Bukhari dan Muslim.HukumImam Syamsuddin Adz-Dzahabi dalam buku Dosa-dosa Besar 2007 menyatakan bahwa hukum berputus asa menurut Islam adalah haram dan termasuk dosa besar dalam Islam berdasarkan transkrip Dar Ash-Shabuni yang ditahqiq oleh Abdul Muhsin Qasim ulasan singkat tentang hukum berputus asa menurut Islam. Semoga bermanfaat.
Lanjut ke konten Putus asa dari rahmat Allah Ta’ala termasuk dosa besar. Allah Ta’ala berfirman قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ “Ibrahim berkata ’Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat.’” Al Hijr 56 Dan firman-Nya وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ “Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” Yusuf 87 Maka berputus asa dari rahmat Allah dan merasa jauh dari rahmat-Nya merupakan dosa besar. Kewajiban seorang manusia adalah selalu berbaik sangka terhadap Rabb-nya. Jika dia meminta kepada Allah, maka dia selalu berprasangka baik bahwa Allah akan mengabulkan permintaannya. Jika dia beribadah sesuai dengan syariat, dia selalu optimis bahwa amalannya akan diterima, dan jika dia ditimpa suatu kesusahan dia tetap berprasangka baik bahwa Allah akan menghilangkan kesusahan tersebut. 100 Pelajaran dari Kitab Aqidah al Wasithiyah, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Navigasi pos
berputus asa terhadap rahmat allah hukumnya